BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
makalah pengolahan sampah - Pada abad informasi ini, barang-barang elektronik seperti komputer, telepon genggam, tape recorder, VCD player, laptop, AC, baterai litium,kipas angin,mesin cuci, lemari es, lampu dan televisi bukanlah benda yang asing lagi. Barang-barang elektronik tersebut bukan hanya akrab di kalangan penduduk kota, tetapi juga telah dikenal dengan baik oleh masyarakat yang tinggal di pelosok desa sekalipun. Di negara-negara berkembang yang memiliki perekonomian rendah sangat berpeluang bagi negara maju untuk membuang sampah elektronik mereka dengan alihalih penjualan barang dengan harga yang sangat murah sehingga barang-barang elektronik dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat di negara berkembang, bahkan bagi sebagian orang, barang tersebut merupakan kebutuhan vital yang harus terpenuhi seperti layaknya sembako.
Kebutuhan akan layanan informasi dan pengolahan data telah menempatkan barang-barang elektronik menjadi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, seperti layaknya barang-barang lainnya, setelah masa tertentu, produk-produk elektronik itu tentu saja menjadi benda yang tidak dipakai lagi karena sudah ada penggantinya dalam versi terbaru atau karena rusak. Jika sudah demikian, barang-barang tersebut menjadi rongsokan elektronik atau sampah yang biasanya mengokupasi sudut-sudut ruang kerja dan gudang di rumah atau kantor. Pembuangan sampah elektronik mengalami kesulitan karena tidak semua tukang servis atau pemulung mau menerima rongsokan yang sudah kadaluwarsa dan tidak ada lagi pasarnya.
Jika sampah organik hanya perlu dibuang dan ditimbun karena mudah lapuk dan bisa diuraikan senyawanya oleh bakteri maka lain halnya dengan sampah non-organik sampah tersebut ditangani mulai dari tempat penampungan sementara hingga ke tempat pembuangan sampah non-organik berupa plastik, besi, kaca, dan beberapa material didaur ulang oleh industri kecil. Sementara itu sampah elektronik berupa trafo, bohlam, radio, TV, telepon, dan komponen pendukung lainnya, belum ada yang menangani secara sistematis dari waktu ke waktu. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun bifenil yang bersifat karsinogenik itu terus menumpuk, hingga berpotensi menggunung dan membahayakan bagi kesehatan manusia. Selain itu keberadaan sampah elektronik juga dapat menurunkan IQ, karena ketika dibakar, sampah yang mengandung logam berat ini menimbulkan polusi udara (pencemaran timbal) yang sangat berbahaya. Jika dibuang akan menghasilkan lindi (cairan yang berasal dari dekomposisi sampah dan infiltrasi air eksternal dari hujan).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sampak elektronik ?
2. Apa saja jenis-jenis bahan kimia sampah elekronik?
3. Bagaimana cara menggulangi sampah elektronik ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu sampah elektronk
2. Mengetahui jenis-jenis bahan kimia sampah elektronik
3. Mengetahui cara menanggulangi sampah elektronik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sampah Elektronik
Limbah elektronik (E-Waste) merupakan suatu barang-barang yang terdiri dari peralatan elektronik yang telah rusak atau tidak dikehendaki lagi. Komposisi bahanbahan yang terkandung dalam limbah elektronik adalah bahan plastik, bahan oksida, logam-logam seperti Cu, Pd, Fe, Ni, Sn, Pb, Al, Zn, Ag dan Au. Keberadaan limbah elektronik semakin lama akan semakin menumpuk sehingga diperlukan penanganan dan pengolahan yang ramah lingkungan. Tujuan penulisan artikel kajian ini adalah untuk memberikan informasi tentang kandungan logamlogam berharga dan teknik recoverynya melalui proses daur ulang. Manfaat yang diharapkan adalah memberikan informasi tentang kandungan logamlogam berharga dan proses recoverynya sehingga dapat digunakan sebagai tinjauan untuk penanganan dan pengolahan limbah elektronik yang efektif dan ramah lingkungan.Berdasarkan hasil kajian ini menunjukkan bahwa dalam limbah elektronik mengandung logam-logam yang relatif tinggi khususnya logam Cu dan mengandung logam berharga yaitu Au dan Ag serta komponen berbahan plastik yang dapat didaur ulang. Kandungan logam-logam yang relatif tinggi memberikan prospek untuk pemakaian kembali (reuse) dengan cara pengambilan kembali (recovery). Teknik recovery logam-logam dalam limbah elektronik dapat dilakukan melalui proses daur ulang secara pemisahan mekanik, pirometalurgi, hidrometalurgi dan elektrokimia.
B. Jenis Bahan Kimia sampah elektronik
Sampah barang elektronik seperti TV, DVD, kamera digital, komputer, printer, ponsel, radio, cartridge, charger dan yang lainnya nggak seharusnya berakhir di TPS umum. Limbah elektronik seperti ini harus kita simpan di gudang kita sendiri. Atau berikan pada tukang reparasi agar bisa didaur ulang kembali.
Limbah elektronik mengandung logam berat seperti kadmium dan timah. Sampah elektronik pada umumnya terdapat PCB(Printed Circuit Board) mengandung logam berat seperti Cr, Zn, Ag, Sn, Pb dan Cu. Sampah elektronik adalah penyebab utama polusi tanah dan air. Karena limbah-limbah seperti ini, tanah dan air jadi terkontaminasi dengan logam-logam berat yang beracun bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Limbah elektronik terdiri dari komponenkomponen listrik dan peralatan elektronik. Peralatan elektronik didefinisikan sebagai peralatan yang dioperasikan dengan menggunakan arus listrik atau memfungsikan medan magnet dan menggunakan voltase 0-1000 V untuk arus AC dan 0-1500 V untuk arus DC.
Limbah elektronik dibagi menjadi 10 kategori yaitu (Gramatyka, Nowosielki, Sakiewicz, 2007 dan Antrekowitcsh, dkk, 2006) :
- Peralatan rumah tangga yang berukuran besar(contoh: lemari pendingin)
- Peralatan rumah tangga yang berukuran kecil(contoh: kompor listrik)
- Alat komunikasi dan teknologi informasi(contoh: komputer)
- Peralatan untuk kehidupan sehari-hari(contoh: TV)
- Peralatan untuk penerangan(contoh: lampu listrik)
- Peralatan industri dengan tenaga listrik(contoh: mixer)
- Permainan anak-anak(contoh: video game)
- Peralatan kedokteran (contoh: alat X-ray)
- Monitor
- Peralatan automatic bertenaga listrik
Komposisi yang terkandung dalam limbah elektronik tergantung dari tipe dan umur alat tersebut. Sebagai contoh peralatan komputer lebih banyak mengandung logam-logam, sedangkan peralatan rumah tangga seperti lemari pendingin lebih dominan mengandung komponen yang berbahan plastik. Secara umum limbah elektronik mengandung 40 % logam, 30 % plastik dan 30 % bahan oksida. Menurut Gramatyka, Nowosielki, Sakiewicz, 2007, dalam limbah elektronik mengandung 20 % tembaga(Cu), 8 % besi(Fe), 4% timah(Sn), 2 % nikel(Ni), 2 % timbal(Pb), 1 % seng(Zn), 0,2 % perak (Ag), 0,1 % emas (Au) dan 0,005 % palladium (Pa). Selain itu mengandung polipropilen, polietilen, poliester dan polikarbonat yang berasal dari komponen berbahan plastik.
Menurut Ficeriova, J., dkk, 2008, komponen utama dalam limbah elektronik adalah 45 % logam besi, 10 % logam-logam selain besi, 22 % plastik an 9 % kaca. Komposisi kimia khususnya kandungan logam-logam dalam limbah elektronik yang telah dihancurkan kemudian dilarutkan dalam larutan tiourea dan dianalisis menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometry dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Komposisi Kimia logam-logam dalam Limbah Elektronik(Ficeriova, J., dkk, 2008)
Menurut Langner dalam Ficeriova, J., dkk, 2008, dalam limbah elektronik juga mengandung logam berharga yaitu emas. Sebagai contoh kandungan emas rendah (< 100 ppm Au) terdapat pada rangkaian elektronik pada TV,kalkulator dan monitor.
Kandungan emas menengah (100 – 400 ppm Au) terdapat pada rangkaian elektronik pada komputer, laptop dan telephon. Kandungan emas tinggi(>400 ppm Au) terdapat pada ponsel.Berdasarkan hasil penelitian Mimi Salamah, dkk, 2009, yang melakukan penelitian tentang kadar logam-logam dalam limbah elektronik dengan sampel sebuah chip komputer yang dilarutkan dengan menggunakan aqua regia dan dianalisis menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometry menunjukkan bahwa kadar logam Ni, Pb dan Cd relatif tinggi dibandingkan dengan logam-logam lain. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kadar Logam-logam dalam Chip komputer(Mimi Salamah, dkk, 2009)
Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan pustaka menunjukkan bahwa logam-logam yang terkandung dalam limbah elektronik memungkinkan untuk dilakukan pengambilan
kembali(recovery) melalui proses daur ulang atau dimanfaatkan kembali.
Meskipun demikian perlu diperhatikan salah satu permasalahn dalam memberikan perlakuan pada limbah elektronik karena dalam limbah elektronik mengandung logamlogam berat dan senyawa-senyawa organik. Adanya kombinasi ini memungkinkan terbentuknya senyawasenyawa volatil yang berbahaya dan terbentuknya dioksin.
C. Cara Menanggulangi Sampah Elektronik
Meskipun pengolahan limbah elektronik mampu menghasilkan logam-logam berharga tetapi masih menimbulkan dampak terhadap lingkungan dari proses pengolahannya dan proses pengambilan logam-logam tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu pemikiran dan tinjauan tentang pengolahan dan proses pengambilan logam-logam berharga yang efektif dan ramah lingkungan. Tinjauan ini dapat dilakukan dengan melihat kandungan logam-logam berharga dalam limbah elektronik yang memungkinkan dapat dimanfaatkan kembali dan proses recoverynya ditinjau dari aspek ekonomi dan ekologi
1. Proses Recovery Logam-logam Berharga dalam Limbah Elektronik
Proses recovery logam-logam berharga dalam limbah elektronik termasuk dalam proses daur ulang limbah elektronik. Proses daur ulang ini masih menimbulkan berbagai permasalahan karena kompleksnya komponen penyusun limbah elektronik. Permasalahan yang paling dominan adalah permasalahan ekonomi yaitu menyangkut biaya untuk daur ulang dan permasalahan lingkungan yaitu dampak terhadap lingkungan dari proses daur ulang limbah elektronik yang masih menggunakan bahanbahan kimia berbahaya.
Berbagai cara daur ulang limbah elektronik yang telah dilakukan oleh beberapa negara adalah(Antrekowitsch, 2006):
- Pemisahan atau pemilahan secara mekanik
Pemisahan atau pemilahan komponen-komponen penyusun limbah elektronik dilakukan sebagai langkah awal proses daur ulang. Pemisahan komponen ini berdasarkan pada bahanbahan yang dipisahkan yaitu bahan plastik, logam, keramik, dan kaca. Setelah dilakukan pemisahan ini dilakukan perlakuan terhadap masing-masing bahan. Bahan plastik, keramik dan gelas dapat digiling dan dijadikan bahan dasar plastic, keramik dan kaca yang dapat digunakan lagi. Bahan logam diproses secara metalurgi untuk mendapatkan logam-logam murni tanpa tercampur logamlogam lain.
- Pirometalurgi
Pirometaurgi merupakan proses secara temal, biasanya menggunakan insinerator atau alat pelebur suatu bahan pada suhu tinggi. Proses ini biasa digunakan untuk melelehkan bahan plastik atau memisahkan komponen plastik dengan komponen logam. Dalam proses pembakaran ini dapat digunakan untuk mendapatkan konsentrat logam tembaga dan timbal. Untuk logam emas dan perak dapat juga diperoleh pada proses ini tetapi pada proses yang memerlukan waktu yang panjang akan merusak logam perak. Proses ini masih mempunyai banyak kelemahan yaitu komponen barbahan plastik tidak dapat digunakan lagi dan logam-logam yang diperoleh masih dalam bentuk logam campuran. Selain itu dalam proses ini dihasilkan gas-gas yang berbahaya karena terjadi kombnasi logam-logam berat dengan senyawa-senyawa organik dalam bahan plastik yang bersifat volatil akibat adanya proses pada suhu tinggi.
- Hidrometalurgi
Proses hidrometalurgi biasanya dilakukan setelah dilakukan proses pemilahan antara bahan logam dan non logam. Proses ini merupakan proses pelarutan logam-logam yang terdapat dalam limbah elektronik khususnya komponen-komponen yang berukuran kecil misalnya pada pelarutan PCB dan chip. Proses pelarutan ini menggunakan pelarut antara lain asam sulfat dan peroksida, aquaregia, tiourea, larutan sianida, asam nitrat, asam klorida, natrium oksida dan lainlain. Proses ini cukup efektif dibandingkan dengan proses yang lain karena dapat digunakan untuk recovery logam-logam dengan kemurnian yang relatif tinggi. Proses recovery yang diawali dengan proses hidrometalurgi dapat dilanjutkan dengan proses ekstraksi, pengendapan, filtrasi, elektrolisis, dan lain-lain disesuaikan dengan logam yang akan diambil lagi.
- Elektrokimia
Proses elektrokimia merupakan metode yang sering digunakan untuk pemurnian atau pengendapan dengan melibatkan larutann elektrolit dan arus listrik. Proses ini dilakukan setealah proses hidrometalurgi karena melibatkan larutan elektrolit. Hasil pelarutan logam-logam dalam limbah elektronik difungsikan sebagai larutan elektrolit kemudian dilakukan pemisahan logamlogam yang telah dilarutkan. Sebagai contoh proses elektrokimia yang dilakukan untuk pengolahan limbah elektronik yaitu pada pengambilan logam emas dan perak melalui proses elektroplating.
Berbagai cara telah dilakukan untuk mengolah limbah elektronik. Cara-cara tersebut mempunyai kekurangan dan kelebihan. Untuk proses pemisahan atau pemilahan secara mekanik mempunyai kelebihan terpisahnya komponen-komponen sesaui bahannya sehingga dapat dilakukan proses lanjutan untuk penggunaan kembali komponen yang dihasilkan dari limbah elektronik. Kelemahan dari cara ini adalah timbulya polusi berupa debu dan suara pada saat proses penghancuran secara mekanik.
Proses pirometalurgi juga mempunyai kelemahan yaitu proses ini memerlukan energi tinggi dan menimbulkan gas-gas yang berbahaya. Kelebihan dari proses ini adalah diperoleh logamlogam campuran dengan kemurnian yang tinggi dan dapat dilanjutkan dengan pemisahan logamlogam yang dikehendaki.Proses hidrometalurgi mempunyai kelebihan dapat diperoleh logamlogam dengan kemurnian tinggi. Kelemahan dalam proses ini menimbulkan pencemaran air yang dihasilkan dari pelarut yang bersifat korosif dan toksik.
Proses elektrokimia mempunyai kelebihan dapat memisahkan logam-logam dengan kemurnian tinggi khususnya logam-logam berharga seperti emas dan perak. Kekurangan proses ini memerlukan kondisi larutan elektrolit dan kondisi elektrokimia yang optimum untuk menghasilkan hasil yang maksimal.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan proses daur ulang dan recovery logamlogam dalam limbah elektronik maka diperlukan kombinasi proses daur ulang dengan meninjau komponen yang akan diambil.. Proses yang dilakukan juga harus memperhatikan aspek ekonomi dan aspek ekologi.
Solusi
Salah satu usaha untuk meminimalisir sampah elektronik adalah dengan menerapkan program extended producer responsibility (EPR), suatu program dimana produser bertanggung jawab mengambil kembali (take back) produk-produk yang tidak terpakai. Tujuan dari program ini adalah untuk mendorong produser meminimalisir pencemaran dan mereduksi penggunaan sumber daya alam dan energi dari setiap tahap siklus hidup produk dan teknologi proses. Selain itu, para produsen juga harusnya membantu untuk menciptakan barang elektronik yang mudah diperbaiki, di up-grade, re-use, dan aman ketika di daur ulang. Serta produsen alat elektronik juga perlu berperan serta dengan memproduksi produk ramah lingkungan dan menjalankan program daur ulang produk yang mereka hasilkan dan untuk para konsumen juga bisa berperan serta dengan memakai produk multifungsi dan mendaur ulang peralatan elektronik bekas. Bukan hanya itu kita sebagai salah satu masyarakat pengguna barang elektronik juga seharusnya turut membantu meningkatkan kesadaran masyarakat lain tentang daur ulang sampah elektronik salah satunya dengan gerakan peduli lingkungan untuk membantu daur ulang sampah elektronik.
Selain program diatas, kita juga harus mendukung pemerintah dalam pembuatan landfill di Indonesia sebagai cara yang efektif untuk melakukan proses daur ulang yang ramah lingkungan dan multifungsi. Yaitu landfill dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang pemasukannya dapat digunakan untuk memelihara infrastruktur landfill itu sendiri.
Pencegahan
Dalam mengurangi sampah elektronik, disini peran pemerintah dalam hukum sangat penting karena selama ini dasar hukum yang belum jelas sehingga membuat para investorinvestor asing dengan mudah membuang barang-barang bekas mereka ke Negara kita dengan alih-alih harga yang sangat murah. Selain itu parameter jasa/retribusi pelayanan sampah juga berperan penting, karena selama ini belum ada ukuran yang jelas yang dijadikan ukuran untuk menghitung besaran pungutan sampah ke masyarakat, sehingga membuat masyarakat semakin manja untuk selalu membuang barang-barang mereka, padahal barang-barang tersebut masih dapat digunakan hanya dengan didaur ulang saja. Selain itu kita sebagai pengguna barang elektronik juga dapat melakukan tindakan pencegahan seperti menjaga dan merawat barang elektronik, dimana sebaiknya kita menggunakan barang tersebut secara bijak, mematikan jika tidak digunakan agar masa penggunaannya lebih lama. Selain itu kita juga dapat mencoba untuk memperbaiki barang elektronik tersebut, karena mungkin saja masalahnya tidak begitu parah seperti yang kita bayangkan.
BAB III
Penutup
Perkembangan penggunaan alat-alat elektronik semakin lama semakin pesat. Hal ini menimbulkanpesatnya limbah elektronik yang dihasilkan. Limbah elektronik yang menumpuk dapat menimbulkan permasalahan sehingga diperlukan upaya untuk proses daur ulang. Proses daur ulang dapat dilakukan dengan meninjau komponen-komponen yang terkandung dalam limbah elektronik yang potensial untuk digunakan kembali. Komponen-komponen yang potensial untuk digunakan lagi antara lain logam-logam berharga seperti Cu, Pd, Fe, Ni, Sn, Pb, Al, Zn, Ag dan Au. Logam-lgam tersebut dapat diambil kembali (recovery) melalui proses daur ulang. Proses daur ulang dapat dilakukan secara pemisahan mekanik, pirometalurgi, hidrometalurgi dan elektrokimia.
Masing-masing cara daur ulang mempunyai kelebihan dan kekurangan ditinjau dari espek ekonomi dan ekologi sehingga diperlukan cara kombinasi untuk menghasilkan metode yang efektif dan ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Pramono, 2006, Limbah Elektronik di Indonesia, Berita Antara Edisi Tanggal
20 Desember 2006
Mary Magdalena, 2003, Indonesia Butuh Konsep Pengolahan Limbah Komputer, Harian Sinar Harapan Edisi Tanggal 4 Mei 2003