Judul makalah pengolahan sampah Elektronik Solusi dan pencegahannya


BAB I 

PENDAHULUAN 

 

A. Latar Belakang  

makalah pengolahan sampah - Pada abad informasi ini, barang-barang elektronik seperti komputer, telepon genggam, tape recorder, VCD player, laptop, AC, baterai litium,kipas angin,mesin cuci, lemari es, lampu dan televisi bukanlah benda yang asing lagi. Barang-barang elektronik tersebut bukan hanya akrab di kalangan penduduk kota, tetapi juga telah dikenal dengan baik oleh masyarakat yang tinggal di pelosok desa sekalipun. Di negara-negara berkembang yang  memiliki perekonomian rendah sangat berpeluang bagi negara maju untuk membuang sampah elektronik mereka dengan alihalih penjualan barang dengan harga yang sangat murah sehingga barang-barang elektronik dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat di negara berkembang, bahkan bagi sebagian orang, barang tersebut merupakan kebutuhan vital yang harus terpenuhi seperti layaknya sembako. 

Kebutuhan akan layanan informasi dan pengolahan data telah menempatkan barang-barang elektronik menjadi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, seperti layaknya barang-barang lainnya, setelah masa tertentu, produk-produk elektronik itu tentu saja menjadi benda yang tidak dipakai lagi karena sudah ada penggantinya dalam versi terbaru atau karena rusak. Jika sudah demikian, barang-barang tersebut menjadi rongsokan elektronik atau sampah yang biasanya mengokupasi sudut-sudut ruang kerja dan gudang di rumah atau kantor. Pembuangan sampah elektronik mengalami kesulitan karena tidak semua tukang servis atau pemulung mau menerima rongsokan yang sudah kadaluwarsa dan tidak ada lagi pasarnya. 

Jika sampah organik hanya perlu dibuang dan ditimbun karena mudah lapuk dan bisa diuraikan senyawanya oleh bakteri maka lain halnya dengan sampah non-organik sampah tersebut ditangani mulai dari tempat penampungan sementara hingga ke tempat pembuangan sampah non-organik berupa plastik, besi, kaca, dan beberapa material didaur ulang oleh industri kecil. Sementara itu sampah elektronik berupa trafo, bohlam, radio, TV, telepon, dan komponen pendukung lainnya, belum ada yang menangani secara sistematis dari waktu ke waktu. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun bifenil yang bersifat karsinogenik itu terus menumpuk, hingga berpotensi menggunung dan membahayakan bagi kesehatan manusia. Selain itu keberadaan sampah elektronik juga dapat menurunkan IQ, karena ketika dibakar, sampah yang mengandung logam berat ini menimbulkan polusi udara (pencemaran timbal) yang sangat berbahaya. Jika dibuang akan menghasilkan lindi (cairan yang berasal dari dekomposisi sampah dan infiltrasi air eksternal dari hujan). 

B. Rumusan Masalah  

1. Apa yang dimaksud dengan sampak elektronik ? 

2. Apa saja jenis-jenis bahan kimia sampah elekronik? 

3. Bagaimana cara menggulangi sampah elektronik ? 

 

C. Tujuan  

1. Mengetahui apa itu sampah elektronk  

2. Mengetahui jenis-jenis bahan kimia sampah elektronik  

3. Mengetahui cara menanggulangi sampah elektronik  

 

 

BAB II 

TINJAUAN PUSTAKA 


A. Sampah Elektronik 

Limbah elektronik (E-Waste) merupakan suatu barang-barang  yang terdiri dari peralatan elektronik yang telah rusak atau tidak dikehendaki lagi. Komposisi bahanbahan yang terkandung dalam limbah elektronik adalah  bahan plastik, bahan oksida, logam-logam seperti Cu, Pd, Fe, Ni, Sn, Pb, Al, Zn, Ag dan Au. Keberadaan limbah elektronik semakin lama akan semakin menumpuk sehingga diperlukan penanganan dan pengolahan yang ramah lingkungan. Tujuan penulisan artikel kajian ini adalah untuk memberikan informasi tentang  kandungan logamlogam berharga dan  teknik recoverynya melalui proses daur ulang. Manfaat yang diharapkan adalah memberikan informasi tentang kandungan logamlogam berharga dan proses recoverynya sehingga dapat digunakan sebagai  tinjauan untuk penanganan dan pengolahan limbah elektronik yang  efektif dan  ramah lingkungan.Berdasarkan hasil kajian ini menunjukkan bahwa  dalam limbah elektronik mengandung logam-logam yang relatif tinggi khususnya logam Cu dan mengandung  logam berharga yaitu Au dan Ag serta komponen berbahan plastik yang dapat didaur  ulang.  Kandungan logam-logam yang relatif tinggi memberikan prospek untuk  pemakaian kembali (reuse) dengan cara pengambilan kembali (recovery).  Teknik recovery logam-logam dalam limbah elektronik dapat dilakukan melalui proses daur  ulang secara pemisahan mekanik, pirometalurgi, hidrometalurgi dan elektrokimia. 

B. Jenis Bahan Kimia sampah elektronik 

Sampah barang elektronik seperti TV, DVD, kamera digital, komputer, printer, ponsel, radio, cartridge, charger dan yang lainnya nggak seharusnya berakhir di TPS umum. Limbah elektronik seperti ini harus kita simpan di gudang kita sendiri. Atau berikan pada tukang reparasi agar bisa didaur ulang kembali. 

Limbah elektronik mengandung logam berat seperti kadmium dan timah. Sampah elektronik pada umumnya terdapat PCB(Printed Circuit Board) mengandung logam berat seperti Cr, Zn, Ag, Sn, Pb dan Cu. Sampah elektronik adalah penyebab utama polusi tanah dan air. Karena limbah-limbah seperti ini, tanah dan air jadi terkontaminasi dengan logam-logam berat yang beracun bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Limbah elektronik terdiri dari komponenkomponen listrik dan peralatan elektronik. Peralatan elektronik didefinisikan sebagai peralatan yang dioperasikan dengan menggunakan arus listrik atau memfungsikan medan magnet dan menggunakan voltase 0-1000 V untuk arus AC dan 0-1500 V untuk arus DC.  

Limbah elektronik dibagi menjadi 10 kategori yaitu (Gramatyka, Nowosielki, Sakiewicz, 2007 dan Antrekowitcsh, dkk, 2006) : 

  1. Peralatan rumah tangga yang berukuran besar(contoh: lemari pendingin) 
  2. Peralatan rumah tangga yang berukuran kecil(contoh: kompor listrik) 
  3. Alat komunikasi dan teknologi informasi(contoh: komputer) 
  4. Peralatan untuk kehidupan sehari-hari(contoh: TV) 
  5. Peralatan untuk penerangan(contoh: lampu listrik) 
  6. Peralatan industri dengan tenaga listrik(contoh: mixer) 
  7. Permainan anak-anak(contoh: video game) 
  8. Peralatan kedokteran (contoh: alat X-ray) 
  9. Monitor 
  10. Peralatan automatic bertenaga listrik 


Komposisi yang terkandung dalam limbah elektronik tergantung dari tipe dan umur alat tersebut. Sebagai contoh peralatan komputer lebih banyak mengandung logam-logam, sedangkan peralatan rumah tangga seperti lemari pendingin lebih dominan mengandung komponen yang berbahan plastik. Secara umum limbah elektronik mengandung 40 % logam, 30 % plastik dan 30 % bahan oksida.   Menurut  Gramatyka, Nowosielki, Sakiewicz, 2007, dalam limbah elektronik mengandung 20 % tembaga(Cu), 8 % besi(Fe), 4% timah(Sn), 2 % nikel(Ni), 2 % timbal(Pb), 1 % seng(Zn), 0,2 % perak (Ag),  0,1 % emas (Au) dan 0,005 % palladium (Pa). Selain itu mengandung polipropilen, polietilen, poliester dan polikarbonat yang berasal dari komponen berbahan plastik. 

Menurut Ficeriova, J., dkk,  2008, komponen utama dalam limbah elektronik adalah 45 % logam besi, 10 % logam-logam selain besi, 22 % plastik an 9 % kaca. Komposisi kimia khususnya kandungan logam-logam dalam limbah elektronik yang telah dihancurkan  kemudian dilarutkan dalam larutan tiourea  dan dianalisis menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometry dapat dilihat  pada Tabel 1 


Tabel 1. Komposisi Kimia logam-logam dalam Limbah Elektronik(Ficeriova, J., dkk, 2008) 

 

makalah pengelolaan sampah rumah tangga

Menurut Langner dalam Ficeriova, J., dkk,  2008, dalam limbah elektronik juga mengandung logam berharga yaitu emas. Sebagai contoh kandungan emas rendah (< 100 ppm Au) terdapat pada rangkaian elektronik pada TV,kalkulator dan monitor.  

Kandungan emas menengah (100  – 400 ppm Au) terdapat pada rangkaian elektronik pada komputer, laptop dan telephon. Kandungan emas tinggi(>400 ppm Au) terdapat pada ponsel.Berdasarkan hasil penelitian Mimi Salamah, dkk, 2009, yang melakukan penelitian tentang kadar logam-logam dalam limbah elektronik dengan sampel sebuah chip komputer yang dilarutkan dengan menggunakan aqua regia  dan dianalisis menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometry menunjukkan bahwa kadar logam Ni, Pb dan Cd relatif tinggi dibandingkan dengan logam-logam lain. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. 

 

Tabel 2. Kadar Logam-logam dalam Chip komputer(Mimi Salamah, dkk, 2009) 

 

makalah pengelolaan sampah pdf

Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan pustaka menunjukkan bahwa logam-logam yang terkandung dalam limbah elektronik memungkinkan untuk dilakukan pengambilan 

kembali(recovery) melalui proses daur ulang atau dimanfaatkan kembali.  

Meskipun demikian perlu diperhatikan salah satu permasalahn  dalam memberikan perlakuan pada limbah elektronik karena dalam limbah elektronik mengandung logamlogam berat dan senyawa-senyawa organik. Adanya kombinasi ini memungkinkan terbentuknya senyawasenyawa volatil yang berbahaya dan terbentuknya dioksin. 


C. Cara Menanggulangi Sampah Elektronik 

Meskipun pengolahan limbah elektronik mampu menghasilkan logam-logam berharga tetapi masih menimbulkan dampak terhadap lingkungan dari proses pengolahannya dan proses pengambilan logam-logam tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu pemikiran dan tinjauan tentang  pengolahan dan proses pengambilan logam-logam berharga yang efektif dan ramah lingkungan. Tinjauan ini dapat dilakukan dengan melihat kandungan logam-logam berharga dalam limbah elektronik yang memungkinkan dapat dimanfaatkan kembali dan proses recoverynya ditinjau dari aspek ekonomi dan ekologi 

 

1. Proses Recovery Logam-logam Berharga dalam Limbah Elektronik 

Proses recovery logam-logam berharga dalam limbah elektronik termasuk dalam proses daur ulang limbah elektronik. Proses daur ulang ini masih menimbulkan berbagai permasalahan  karena kompleksnya komponen penyusun limbah elektronik. Permasalahan yang paling dominan adalah permasalahan ekonomi yaitu menyangkut biaya untuk daur ulang dan permasalahan lingkungan yaitu dampak terhadap lingkungan dari proses daur ulang limbah elektronik yang masih menggunakan bahanbahan kimia berbahaya.  

Berbagai cara daur ulang limbah elektronik yang telah dilakukan oleh beberapa negara adalah(Antrekowitsch, 2006): 


- Pemisahan atau pemilahan secara mekanik 

Pemisahan atau pemilahan komponen-komponen penyusun limbah elektronik dilakukan sebagai langkah awal proses daur ulang. Pemisahan komponen ini berdasarkan pada bahanbahan yang dipisahkan yaitu bahan plastik, logam, keramik, dan kaca. Setelah dilakukan pemisahan ini dilakukan perlakuan terhadap masing-masing bahan. Bahan plastik, keramik dan gelas dapat digiling dan dijadikan bahan dasar plastic, keramik dan kaca yang dapat digunakan lagi. Bahan logam diproses secara metalurgi untuk mendapatkan logam-logam murni tanpa tercampur logamlogam lain.  


- Pirometalurgi 

Pirometaurgi merupakan proses secara temal, biasanya menggunakan insinerator atau alat pelebur suatu bahan pada suhu tinggi.  Proses ini biasa digunakan untuk melelehkan bahan  plastik atau memisahkan komponen plastik dengan komponen logam. Dalam proses pembakaran ini dapat digunakan untuk mendapatkan konsentrat logam tembaga dan timbal. Untuk logam emas dan perak dapat juga diperoleh pada proses ini tetapi pada proses yang memerlukan waktu yang panjang akan merusak logam perak. Proses ini  masih mempunyai banyak kelemahan yaitu komponen barbahan plastik tidak dapat digunakan lagi dan logam-logam yang diperoleh masih dalam bentuk logam campuran.  Selain itu dalam proses ini dihasilkan gas-gas yang berbahaya karena terjadi kombnasi logam-logam berat dengan senyawa-senyawa organik dalam bahan plastik yang bersifat volatil akibat adanya proses pada suhu tinggi. 


- Hidrometalurgi 

Proses hidrometalurgi biasanya dilakukan setelah dilakukan proses pemilahan antara bahan logam dan non logam. Proses ini merupakan proses pelarutan logam-logam yang terdapat dalam limbah elektronik khususnya komponen-komponen yang berukuran kecil misalnya pada pelarutan PCB dan  chip.  Proses pelarutan ini menggunakan pelarut antara lain asam sulfat dan peroksida, aquaregia, tiourea, larutan sianida, asam nitrat, asam klorida, natrium oksida dan lainlain. Proses ini cukup efektif dibandingkan dengan proses yang lain karena dapat digunakan untuk recovery logam-logam dengan kemurnian yang relatif tinggi. Proses recovery yang diawali dengan proses hidrometalurgi dapat dilanjutkan dengan proses ekstraksi, pengendapan, filtrasi, elektrolisis, dan lain-lain disesuaikan dengan logam yang akan diambil lagi.   


- Elektrokimia 

Proses elektrokimia merupakan metode yang sering digunakan untuk pemurnian atau pengendapan dengan melibatkan larutann elektrolit dan arus listrik. Proses ini dilakukan setealah proses hidrometalurgi karena melibatkan larutan elektrolit. Hasil pelarutan logam-logam dalam limbah elektronik difungsikan sebagai larutan elektrolit  kemudian dilakukan pemisahan logamlogam yang telah dilarutkan. Sebagai contoh proses elektrokimia yang dilakukan untuk pengolahan limbah elektronik yaitu pada pengambilan logam emas dan perak melalui proses elektroplating. 

Berbagai cara telah dilakukan untuk mengolah limbah elektronik.  Cara-cara tersebut mempunyai kekurangan dan kelebihan. Untuk proses pemisahan atau pemilahan secara mekanik mempunyai kelebihan terpisahnya komponen-komponen sesaui bahannya sehingga dapat dilakukan proses lanjutan untuk penggunaan kembali komponen yang dihasilkan dari limbah elektronik. Kelemahan dari cara ini adalah timbulya polusi berupa debu dan suara pada saat proses penghancuran secara mekanik.  

Proses pirometalurgi juga mempunyai kelemahan yaitu proses ini memerlukan energi tinggi dan menimbulkan gas-gas yang berbahaya. Kelebihan dari proses ini adalah diperoleh logamlogam campuran dengan kemurnian yang tinggi  dan dapat dilanjutkan dengan pemisahan logamlogam yang dikehendaki.Proses hidrometalurgi mempunyai kelebihan dapat diperoleh logamlogam dengan kemurnian tinggi. Kelemahan dalam proses ini menimbulkan pencemaran air yang dihasilkan dari pelarut yang bersifat korosif dan toksik. 

Proses elektrokimia mempunyai kelebihan dapat memisahkan logam-logam dengan kemurnian tinggi khususnya logam-logam berharga seperti emas dan perak. Kekurangan proses ini memerlukan kondisi larutan elektrolit dan kondisi elektrokimia yang optimum untuk menghasilkan hasil yang maksimal. 

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan proses daur ulang dan recovery logamlogam dalam limbah elektronik maka diperlukan kombinasi proses daur ulang dengan meninjau komponen yang akan diambil..  Proses yang dilakukan juga harus memperhatikan aspek ekonomi dan aspek ekologi. 


Solusi 

Salah satu usaha untuk meminimalisir sampah elektronik adalah dengan menerapkan program extended producer responsibility (EPR), suatu program dimana produser bertanggung jawab mengambil kembali (take back) produk-produk yang tidak terpakai. Tujuan dari program ini adalah untuk mendorong produser meminimalisir pencemaran dan mereduksi penggunaan sumber daya alam dan energi dari setiap tahap siklus hidup produk dan teknologi proses. Selain itu, para produsen juga harusnya membantu untuk menciptakan barang elektronik yang mudah diperbaiki, di up-grade, re-use, dan aman ketika di daur ulang. Serta produsen alat elektronik juga perlu berperan serta dengan memproduksi produk ramah lingkungan dan menjalankan program daur ulang produk yang mereka hasilkan dan untuk para konsumen juga bisa berperan serta dengan memakai produk multifungsi dan mendaur ulang peralatan elektronik bekas. Bukan hanya itu kita sebagai salah satu masyarakat pengguna barang elektronik juga seharusnya turut membantu meningkatkan  kesadaran masyarakat lain tentang daur ulang sampah elektronik salah satunya dengan gerakan peduli lingkungan untuk membantu daur ulang sampah elektronik. 

Selain program diatas, kita juga harus mendukung pemerintah dalam pembuatan landfill di Indonesia sebagai cara yang efektif untuk melakukan proses daur ulang yang ramah lingkungan dan multifungsi. Yaitu landfill dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang pemasukannya dapat digunakan untuk memelihara infrastruktur landfill itu sendiri. 


Pencegahan 

Dalam mengurangi sampah elektronik, disini peran pemerintah dalam hukum sangat penting karena selama ini dasar hukum yang belum jelas sehingga membuat para investorinvestor asing dengan mudah membuang barang-barang bekas mereka ke Negara kita dengan alih-alih harga yang sangat murah. Selain itu parameter jasa/retribusi pelayanan sampah juga berperan penting, karena  selama ini belum ada ukuran yang jelas yang dijadikan ukuran untuk menghitung besaran pungutan sampah ke masyarakat, sehingga membuat masyarakat semakin manja untuk selalu membuang barang-barang  mereka, padahal barang-barang tersebut masih dapat digunakan hanya dengan didaur ulang saja. Selain itu kita sebagai pengguna barang elektronik juga dapat melakukan tindakan pencegahan seperti menjaga dan merawat barang elektronik, dimana sebaiknya kita menggunakan barang tersebut secara bijak, mematikan jika tidak digunakan agar masa penggunaannya lebih lama. Selain itu kita juga dapat mencoba untuk memperbaiki barang elektronik tersebut, karena mungkin saja masalahnya tidak begitu parah seperti yang kita bayangkan. 

 

  

BAB III 

Penutup 


     Perkembangan penggunaan alat-alat elektronik semakin lama semakin pesat. Hal ini menimbulkanpesatnya limbah elektronik yang dihasilkan. Limbah elektronik yang menumpuk dapat menimbulkan permasalahan sehingga diperlukan upaya untuk proses daur ulang. Proses daur ulang dapat dilakukan dengan meninjau komponen-komponen yang terkandung dalam limbah elektronik yang potensial untuk digunakan kembali. Komponen-komponen yang potensial untuk digunakan lagi antara lain logam-logam berharga seperti Cu, Pd, Fe, Ni, Sn, Pb, Al, Zn, Ag dan Au. Logam-lgam tersebut dapat diambil kembali (recovery) melalui proses daur ulang. Proses daur ulang dapat dilakukan secara pemisahan mekanik, pirometalurgi, hidrometalurgi dan elektrokimia.  

Masing-masing cara daur ulang mempunyai kelebihan dan kekurangan ditinjau dari espek ekonomi dan ekologi sehingga diperlukan cara kombinasi untuk menghasilkan metode yang efektif dan ramah lingkungan.  

 

 

 

 

 

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA


Agus Pramono, 2006, Limbah Elektronik di Indonesia, Berita Antara Edisi Tanggal  

20 Desember 2006 

Mary Magdalena, 2003,  Indonesia Butuh Konsep Pengolahan Limbah Komputer,    Harian Sinar Harapan Edisi Tanggal 4 Mei 2003 


5 contoh kata pengantar makalah tugas yang singkat dan mudah

contoh kata pengantar makalah tugas
contoh kata pengantar makalah – Kata pengantar memiliki fungsi  memberikan pengantar tulisan kamu mengenai karya tulis ilmiah yang sedang kalian buat, 

nah Penulisan kata pengantar ini sangat dianjurkan  banget loh..karena bagian ini merupakan judul  karya tulis yang telah kamu buat dan sekaligus ucapan terimakasih kepada Tuhan dan orang yang telah berjasa terselesaikannya karya tulis kalian, 


bukan itu juga si....biar terlihat profesional juga ,..hehe..


nah kata pengantar makalah ini dibagi menjadi tiga bagian, yakni pembukaan, isi, dan penutup. Masing-masing bagian memiliki fungsi dan ciri khas tersendiri.


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

 

 

Jakarta, Maret 2022

Kelompok 10


 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dan teman-teman semua.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

 


Jakarta, Maret 2023

Kelompok 11


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Solawat serta salam tak lupa pula kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW serta para pengikutnya sampai akhir zaman.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran kewirausahaan  Adapun tema yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah bisnis paling cuan zaman now. Pemakalah menyadari bahwa makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami selaku pemakalah ingin mengucapkan terima kasih kepada  yang telah membimbing dan mendidik kami, serta semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Kami selaku pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik serta saran yang membangun sangat kami harapkan dari para pembaca sekalian.

Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat untuk para pembaca semua. Sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tangerang, Januari 2022

 

cetakmakalah.blogspot.com


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

            Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Penelitian berupa Proposal Tugas Akhir yang berjudul “kajian efektifitas sistem informasi manajemen pada proyek pembangunan Gedung 84C PT.Pindad (persero)”. Tak lupa syalawat serta salam penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya dan para sahabatnya.

            Dalam penyelesaian pembuatan tugas ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada  Dr. Dra. Tasya Putri Maharani, MP. selaku dosen pembimbing mata kuliah serta rekan-rekan dan pihak lain yang telah membantu dalam proses penyelesaian tugas ini. Semoga Allah SWT. memberikan balasan yang berlipat ganda. Amin.

            Tugas yang dikerjakan oleh penulis ini bukanlah karya yang sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar penulis dapat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga Tugas ini dapat memberikan banyak manfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembacanya. Terima Kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

 

Jakarta, Desember 2022

     

   Penulis          



Landasan, pengertian, tujuan dan ruang lingkup tk taman kanak-kanak

taman kanak kanak

Anak TK merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia TK merupakan masa keemasan (golden age) di mana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Perlu disadari bahwa masa-masa awal kehidupan anak, termasuk anak TK,  merupakan  masa terpenting dalam rentang kehidupan seseorang anak. Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Pendidikan  TK  diberikan  pada  anak  agar   dapat  berkembang  secara  optimal. Mengingat pentingnya masa ini, maka peran stimulasi berupa penyediaan lingkungan yang  kondusif  harus  disiapkan  oleh  para  pendidik,  baik  orang  tua,  guru,  pengasuh ataupun orang dewasa lain yang ada di sekitar anak, sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya. Potensi yang dimaksud meliputi aspek moral dan  nilai-nilai  agama,  sosial,  emosional  dan  kemandirian,  kemampuan  berbahasa, kognitif, fisik / motorik, dan seni.
Upaya pengembangan harus dilakukan melalui kegiatan bermain agar tidak membuat anak kehilangan masa bermainnya. Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, bermain juga membantu anak mengenal dirinya, dengan siapa ia hidup, serta lingkungan tempat di mana ia hidup. Melalui bermain anak memperoleh kesempatan   untuk   berkreasi,   bereksplorasi,   menemukan,   dan   mengekspresikan
perasaannya.

Atas dasar hal tersebut di atas, maka perlu dirumuskan Standar Kompetensi anak TK yang dikembangkan berdasarkan karakteristik perkembangan anak agar dapat digunakan oleh para pendidik anak usia dini dalam mengembangkan seluruh potensi anak.

PENGERTIAN
Pendidikan TK adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak usia 4 sampai 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 sampai 6 tahun.

Standar kompetensi anak TK merupakan seperangkat kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai oleh anak sesuai dengan tahapan usianya. Standar ini dikembangkan berdasarkan aspek perkembangan anak akhir usia 5 dan 6 tahun.
TUJUAN 
Membantu mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak, meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian, kemampuan berbahasa,  kognitif,  fisik/motorik,  dan  seni, sejak  dini  sebagai  persiapan  untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Fungsi
  1. Mengetahui perkembangan sikap dan perilaku yang baik sesuai kaidah agama dan norma yang dianut.
  2. Mengetahui kemampuan sosialisasi dan kemampuan mengendalikan emosi.
  3. Mengetahui perkembangan kemampuan menolong diri sendiri. 
  4. Mengetahui kemampuan perkembangan bahasa.
  5. Mengetahui  kemampuan  daya  pikir  dan  kemampuan  untuk  memecahkan masalah.
  6. fMengetahui pertumbuhan fisik dan perkembangan keterampilan motorik dan panca indera.

RUANG LINGKUP
Ruang ingkup Kurikulum TK meliputi aspek perkembangan :
1.  Moral dan nilai-nilai agama;
2.  Sosial, emosional, dan kemandirian;
3.  Berbahasa;
4.  Kognitif;
5.  Fisik/motorik; dan
6.  Seni.

Untuk menyederhanakan lingkup kurikulum, menghindari tumpang tindih,   dan memudahkan guru  menyusun program pembelajaran yang sesuai  dengan pengalaman mereka, maka aspek-aspek perkembangan tersebut dipadukan dalam bidang pengembangan yang utuh mencakup : bidang pengembangan diri dan bidang pengembangan kemampuan dasar.

1. Bidang Pengembangan Diri
Bidang pengembangan diri merupakan kegiatan yang dipersiapkan untuk mengembangkan aspek (a) moral dan nilai-nilai agama; serta (b) sosial, emosional, dan kemandirian sehingga peserta didik TK memiliki kebiasaan yang positif pada aspek-aspek tersebut.

2. Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar
Bidang pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tingkat perkembangan eserta didik. Bidang pengembangan kemampuan dasar tersebut meliputi aspek perkembangan (a) berbahasa; (b) kognitif; (c) fisik / motorik; dan (d)
seni.

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI TK
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan/ pembelajaran di TK meliputi:

1.Berorientasi pada Perkembangan Anak
Dalam melakukan kegiatan, pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan perbedaan secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan yang disiapkan perlu memperhatikan cara belajar anak yang dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal, dan dari ke-aku-an ke rasa sosial.

2.Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak pada usia dini sedang membutuhkan proses belajar untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangannya. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan pada perkembangan dan kebutuhan masing-masing anak.

3.Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran di TK. Kegiatan pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan  dengan  menggunakan  strategi,  metode,  materi/bahan,  dan  media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. 

Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Ketika bermain anak membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya.

4.Stimulasi Terpadu
Perkembangan  anak  bersifat  sistematis, progresif  dan  berkesinambungan.  Hal  ini berarti kemajuan perkembangan satu aspek akan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. Karakteristik anak memandang segala sesuatu sebagai suatu keseluruhan, bukan bagian demi bagian. 

Stimulasi harus diberikan secara terpadu sehingga seluruh aspek perkembangan dapat berkembang secara berkelanjutan, dengan memperhatikan kematangan dan konteks sosial, dan budaya setempat.

Contohnya jika anak melakukan kegiatan makan, maka dalam kegiatan tersebut anak mengembangkan aspek:
  • Moral/agama : mengerti tata cara makan yang baik dan benar
  • Sosial, emosional dan kedisiplinan : menolong diri sendiri
  • Bahasa : mengenal kosakata tentang nama makanan dan peralatan makan
  • Kognitif : mengerti manfaat makan
  • Motorik : mulai belajar memegang sendok

5. Lingkungan Kondusif
Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan serta demokratis sehingga anak selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah baik dengan pendidik maupun dengan temannya.
Lingkungan belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai -nilai budayanya, yaitu tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar. Pendidik harus peka terhadap karakteristik budaya masing-masing anak.

6. Menggunakan Pendekatan Tematik
Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai wadah mengenalkan berbagai konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan sekitarnya. Tema dipilih dan dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta menarik minat.

7. Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan
Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan  oleh anak  yang  disiapkan  oleh pendidik  melalui  kegiatan-kegiatan  yang menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran.
8. Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar
Setiap kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi anak, perlu memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar, antara lain lingkungan alam sekitar atau bahan - bahan  yang  sengaja  disiapkan  oleh  pendidik.  Penggunaan  berbagai  media  dan sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda di lingkungan sekitarnya.

9. Mengembangkan Kecakapan Hidup
Proses  pembelajaran  harus  diarahkan  untuk  mengembangkan  kecakapan  hidup melalui penyiapan lingkungan belajar yang menunjang berkembangnya kemampuan menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.

10. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini jika dimungkinkan dapat memanfaatkan teknologi untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, komputer. Pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk mendorong anak menyenangi belajar.

11. Pembelajaran bersifat demokratis
Proses pembelajaran di TK memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, bertindak, berpendapat, serta berekspresi  secara bebas dan bertanggung jawab.

RAMBU-RAMBU
  1. Standar kompetensi ini merupakan acuan bagi pendidik dalam menyusun program kegiatan    atau    perencanaan    pembelajaran    untuk    mencapai    optimalisasi
  2. perkembangan anak.
  3. Standar kompetensi ini dirancang untuk melayani anak sesuai dengan tahapan usianya.
  4. Standar kompetensi ini dirancang sebagai acuan assessment perkembangan anak.
  5. Standar kompetensi ini dirancang untuk akuntabilitas
  6. Standar kompetensi ini merupakan standar perkembangan minimal. Pendidik dapat memberikan pengayaan apabila anak telah menguasai kemampuan pada tahap perkembangannya.
  7. Penggunaan standar kompetensi ini bersifat fleksibel  yang disesuaikan dengan lingkungan sosial dan budaya anak.

Metode Pengumpulan Data Sumber dari data primer dan data sekunder

Dikutip dari :

Metodologi Penelitian Oleh Dr. Harnovinsah, Ak.

Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana  

Metode Pengumpulan Data

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder

A. Sumber Data 

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. 

Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.


Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.


B. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.

Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).

Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. 


Baca juga : Landasan, pengertian, tujuan dan ruang lingkup tk taman kanak-kanak


Participant Observation

Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.

Non participant Observation

Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.

Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.

Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.

3. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. 

mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang;


Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan.


2. Metode Wawancara

Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon.

Lihat Juga : Makalah pengertian dan contoh promotif pada Kesehatan Reproduksi Remaja


Wawancara Tatap Muka

Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
  1. Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
  2. Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
  3. Bisa membaca isyarat non verbal
  4. Bisa memperoleh data yang banyak

Sementara kekurangannya adalah : 

  1. Membutuhkan waktu yang lama
  2. Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
  3. Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan

Makalah pengertian dan contoh promotif pada Kesehatan Reproduksi Remaja

pengertian-dan-contoh-promotif


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya. Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat. (Notoatmodjo S, 2007)
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di lakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana meningkat. Ini sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Agar promosi kesehatan dapat berjalan secara sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep promosi kesehatan bahwa individu dan masyarakat bukan hanya sebagai objek/sasaran yang pasif menunggu tetapi juga sebagai pelaku maka perlu pengelolaan program promosi kesehatan mulai dari pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pemantauan dan penilaian. Dan agar promosi kesehatan berjalan secara efektif dan efesien maka pesan harus sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan / masalah sasaran. Sasaran utama promosi kesehatan adalah masyarakat khususnya perilaku masyarakat. Karena terbatasnya sumber daya, akan tidak efektif apabila upaya atau kegiatan promosi kesehatan langsung dialamatkan kepada masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan pentahapan sasaran promosi kesehatan.

Sedangkan pelayanan kesehatan menurut Prof. DR. Soekidjo Notoadmojo adalah sub system pelayan kesehatan yang tujuan utamanya adalah preventif (prncegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Menurut Levey dan Loomba (1973) palayanan kesehatan adalah uapaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyambuhakan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif ( pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan, secara garis besar terdapat 2 jenis pelayanan kesehatan yaitu :

Pelayanan preventif dan promotif
Pelayanan preventif dan promotif adalah pelayanan bagi kelompok masyarakat yang sehat, agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan meningkat status kesehatannya. Pada dasarnya pelayann ini dilakukan oleh kelompok profesi kesehatan masyarakat.
Preventif (pencegahan) adalah mencegah jangan sampai terkena penyakit atau menjaga orang yang sehat agar tetap sehat, Misalnya yang paling sederhana melakukan cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar akan mencegah terjadinya penyakit diare. sedangkan promotif (peningkatan) adalah meningkatkan agar status status kesehatan menjadi semakin meningkat, misalnya pemberian inisiasi menyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif yang dapat membantu meningkatkan kekebalan terhadap penyakit karena kolostrum dan zat-zat gizi yang terkandung dalam ASI. Anak tidak mudah terkena penyakit.

Pelayanan kuratif dan rehabilitative
Pelayanan kuratif dan rehabilitative adalah pelayanan kesehatan masyarakat yang sakit, agar kelompok ini sembuh dari sakit dan menjadi pulih kesehatannya. Pada prinsipnya pelayanan jenis ini dilakukan kelompok profesi kedokteran.
Kuratif (pengobatan) digunakan untuk orang-orang sakit atau dengan kata yang lebih mudahnya kuratif adalah nama lain dari proses menyembuhkan seseorang dari keadaan sakit secara fisik dan psikis. Misalnya  balita yang menderita pneumonia tentu membutuhkan pengobatan antiobiotik. Penyakit ini akan mengganggu tumbuh kembang balita tersebut ; Balita tidak suka makan yang mungkin berakibat pada penurunan status gizi balita.  Sedangkan rehabilitatif (pemulihan) adalah proses menjaga agar seorang yang sudah sembuh (belum 100% sembuh) kembali bugar seperti semula. Misalnya untuk balita sakit pneumonia membutuhkan asupan gizi yang adekuat terutama protein untuk proses penyembuhan serta  pemulihan dari penyakitnya.  Balita yang sering sakit akan mengalami hambatan dalam tumbuh kembangnya. 

Aspek kuratif dan rehabilitatif lebih mudah untuk diterapkan (terutama pada orang sakit yang tidak memiliki banyak pilihan). Kebanyakan orang kalau sudah menderita sakit akan patuh pada aturan yang disampaikan oleh petugas kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat, Ahli Gizi, dll). Hasil dari pelayanankuratif dan preventif juga lebih cepat dirasakan oleh klien apabila mentaati semua nasehat termasuk tindakan medis, dan perawatan yang diberikan.  Sedangkan aspek preventif dan  promotif lebih sukar untuk diterapkan karena hasil yang didapat bersifat long term (jangka panjang) sehingga tidak bisa langsung diambil manfaatnya dan biasanya orang-orang lebih senang untuk melihat hasil yang cepat. Misalnya pasien malaria akan mudah dinasehati apabila dia menderita malaria daripada pada saat dia sehat.
Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan
Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni :
a. Promosi kesehatan pada aspek promotif.
b. Promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan
1) Pencegahan tingkat pertama (Primary prevention)
2) Pencegahan tingkat kedua (Secondary prevention)
3) Pencegahan tingkat tiga (Tertiary prevention)

C. Upaya Promotif.
Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan status/ derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya. Dalam suatu survey di negara-negara berkembang, dalam suatu populasi hanya terdapat antara 80%-85% orang yang benar-benar sehat.
Apabila kelompok ini tidak memperoleh promosi kesehatan bagaimana memelihara kesehatan,maka kelompok ini akan menurun jumlahnya, dan kelompok orang yang sakit akan meningkat.

Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan secara promotif sangat penting untuk mengurangi AKI, AKA dan AKB. Pendekatan pemeliharaan pada ibu hamil merupakan upaya kesehatan yang pari purna dan berkesinambungan melalui upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), dimulai sejak awal kehamilan sampai dekat persalinan,deteruskan oleh upaya penyembuhan (kuratif) sebagai pertolongan persalinan yang memadai sesuai dengan tingkat risikonya, dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dengan masa nifas, laktasi / pemberian ASI dan Keluarga Berencana (KB). Upaya pemeliharaan kesehatan ibu hamil dilakukan berbasis keluarga, sejak awal kepada suami dan keluarga perlu diberikan informasi mengenai kondisi ibu hamil. Lingkup promosi kesehatan dalam praktek kebidanan menurut sasarannya :
1. Bayi.
2. Anak balita
3. Remaja
4. Ibu hamil
5. Ibu bersalin
6. Ibu nifas
7. Ibu menyusui
8. PUS/WUS
9. Klimakterium/ menopause.
Upaya promotif dalam praktek kebidanan pada ibu hamil adalah dengan mencegah adanya anemia dalam kehamilan melalui penyuluhan-penyuluhan dan kegiatan-kegiatan lain. Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu baik dalam kehamilan maupun persalinan. Berbagai penyulit dapat timbul akibat anemia seperti abortus, partus prematurus, syok, dan lain-lain. Karena itulah usaha promotif dalam peningkatan gizi ibu hamil sangat dipentingkan untuk mengurangi angka kehamilan dengan anemia untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Adapaun usaha promotifnya adalah dengan memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang pencegahan anemi dengan perbaikan gizi yaitu dengan menjelaskan dan menginformasikan mengenai pola nutrisi yang baik bagi ibu hamil untuk menunjang kesehatan ibu dan pertumbuhan janin yang baik.
Upaya promotif dalam praktek kebidanan pada ibu untuk anak tentang pemberian imunisasi, yaitu menjelaskan mengenai keuntungan-keuntungan yang didapat setelah pemberian imunisasi, serta bahaya apabila imunisasi tersebut tidak diberikan. Selain itu juga menjelaskan mengenai gizi seimbang yang baik untuk diberikan kepada anak guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal serta menghindari terjadinya gizi buruk pada anak. Pentingnya usaha pelayanan kebidanan promotif bagi bayi dan anak dengan berbagai upaya dengan penyuluhan, ataupun kegiatan promotif lainnya agar angka gizi buruk dapat terus berkurang agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berlangsung dengan baik. Adapun bentuk usaha promotifnya adalah dapat berupa berbagai penyuluhan ataupun kegiatan lainnya yang biasa dilakukan di posyandu-posyandu bayi dan balita.
Contoh upaya promotif yang dilakukan dalam pelayanan kebidanan:
Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi pada ibu tentang pemenuhan dan peningkatan gizi bayi dan balita pada usianya.
Memberikan informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki bayi, informasi tersebut meliputi manfaat, efek samping, jenis-jenis imunisasi dan akiba jika tidak dilakukan imunisasi pada bayi
Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi tentang pemantauan tumbuh kembang balita pada ibu-ibu yang memiliki balita.
Pemeriksaan kesehatan reproduksi pada usia pranikah untuk mengetahui keadaan organ reproduksinya.
Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil.
Penyuluhan tentang gizi pada ibu hamil karena selama kehamilan ibu mengalami peningkatan kebutuhan gizi dan ibu harus memenuhi gizi tersebut.
Pemberian informasi tentang tanda bahaya dalam kehamilan pada ibu hamil agar ibu hamil segera memeriksakan diri jika mengalami salah satu tanda tersebut.
Memberikan informasi tentang perawatan payudara pada ibu hamil sebagai persiapan untuk masa laktasi nantinya
Memberikan  informasi tentang persalinan dan kebutuhan selama persalinan
Memberikan  informasi tentang kebutuhan nifas seperti kebutuhan gizi, kebutuhan hygiene, perawatan bayi, dan lain-lain
Memberikan  informasi tentang diet yang tepat pada masa lansia
Memberikan informasi tentang menopause  pada lansia
Memberikan informasi tentang pentingnya olahraga dan istirahat yang cukup pada masa lansia
Memberikan promosi kesehatan mengenai pemberian ASI eklusif pada ibu yang baru melahirkan.
D. Upaya Preventif
Upaya preventif adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Bentuk kegiatannya adalah imunisasi, pemeriksaan antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal. Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok masyarakat yang berisiko tinggi (high risk), misalnya kelompok ibu hamil dan menyusui,BBL, para perokok, obesitas (orang-orang kegemukan), para pekerja seks (wanita atau pria), dan sebagainya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit (primary prevention).Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat (Notosoedirjo dan Latipun, 2005 : 145 ).

Contoh upaya preventif yang dilakukan dalam pelayanan kebidanan:
Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
Pemeriksaan kesehatan secara berkala ( balita, bumil, remaja, Lansia,dll ) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah
Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita
Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah
Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil dan remaja agar terhindar dari anemia
Mobilisasi tubuh pada ibu hamil untuk mengatasi kekakuan dan melancarkan sirkulasi ibu
Pencegahan terjadinya komplikasi pada saat persalinan
Pencegahan komplikasi pada saat nifas
Pemeriksaan secara rutin dan berkala pada lansia

E. Upaya Kuratif
Upaya kuratif dalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis sperti asma, DM, TBC, rematik, hipertensi dan sebagainya. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan.
Upaya kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran cenderung jauh. Upaya kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang menunggu pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya penyakit. Upaya kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial, padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan yang lainnya.
Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah  “Health program for survival”. Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan melalui kuratif.
Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan kesehatan
Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum maupun penyakit akibat kerja. Terapi PAK dengan terapi kasual/utama & terapi simtomatis.

a. Bayi
Mandiri:
Pemberian vitamin K
Obat tetes mata.
Kolaborasi:
Pengobatan pada kasus asfiksia berat
Pengobatan mata pada kasus bayi dengan ibu yang menderita gonore
Pengobatan pada kasus perdarahan intracranial
Pengobatan path kasus hipoglikemia
Pengobatan Dada penyakit-penyakit infeksi lainnya seperti ISPA. diare dll.
Contoh: Pada kasus bayi yang menderita gonoblenorhoe (ibu menderita gonore) dilakukan kolaborasi untuk pemberian terapi pengobatan antibiotika.

b. Balita
Mandiri:
Pengobatan diare tanpa dehidrasi.
Balita dengan kasus BGM.
Kolaborasi:
Pengobatan path kasus ISPA
Pengobatan Dada kasus cacmgan
Pengobatan pada kasus gizi buruk
Pengobatan pada penyakit-penyakit mfeksi lainnya.

Contoh : Pada kasus diare dengan dehidrasi, selain rehidrasi, pemenuhan nutrisi dilakukan kolaborasi untuk pemberian therapi obat antibiotika.

c. Remaja
Mandiri:
Pengobatan path kasus dismenorhoe
Pengobatan ~ada kasus anemia ringan.
Pada remaja korban perkosaan dengan ruftur pada serviks atau mukosa
vagina dilakukan tindakan hecting.
Kolaborasi:
Pengobatan path kasus anemia berat.
Pengobatan pada kasus plour arbus
Contoh : Pada kasus dismenorhoe dilakukan kolaborasi untuk pemberian therapi hormonal.

d. PUS/WUS
Mandiri:
Pengobatan pada efek samping alat kontrasepsi
Kolaborasi:
Pengobatan pada kasus Penyakit Menular Seksual
Pengobatan pada kasus radang panggul ( PRP)

Contoh : Pada kasus radang panggul dilakukan kolaborasi untuk pemberian terapi obat antibiotika dan symptomatic.

e. Ibu hamil
Mandiri:
Pengobatan pada kasus hiperemesis tmgkat I dan tmgkat II.
Pengobatan pada kasus anemia ringan.
Kolaborasi:
Pengobatan pada kasus hiperemesis tmgkat Ill.
Pengobatan path abortus inleksiousus
Pengobatan pada kasus anemia berat.
Pengobatan pada kasus APB
Pengobatan pada kehamilan dengan penyakit yang menyertai seperti jantung DM dll

Contoh : Pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan diberikan obat tambah darah (Fe) dan nutrisi yang adekuat.

f. Ibu Bersalin
Mandiri:
Manajemen Aktif Kala Ill
Pengobatan path kasus atonia uteri.
Ibu bersalin dengan ruftur pada servikslmukosa vagina/perineum dilakukan tindakan hecting.
Kolaborasi:
Pengobatan pada kasus inersia uteri
Pengobatan path kasus perdarahan ( HPP primer).

Contoh : Pada Manajemen Aktif Kala III diberikan injeksi oksitosin 10 U.

g. Ibu Nifas
Mandiri:
Pengobatan pada sub involusi
Kolaborasi:
Pengobatan pada mastitis
Pengobatan pada HPP sekunder
Pengobatan pada kasus vaginitis
Pengobatan path kasus abses payudara
Contoh : Pada mastitis selain perawatan yang adekuat, dilakukan kolaborasi untuk pemberian therapi obat antibiotika (Kloksasillin atau Eritromysin).
h. KlimakteriumlMenopause
Kolaborasi:
Terafi Sulih Hormon (TSH)
Contoh upaya kuratif dalam pelayanan kebidanan:
Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis
Perawatan payudara yang mengalami masalah, seperti : mastitis dan bendungan ASI
Perawatan tali pusat terkendali pada bayi baru lahir
Perawatan bayi, balita dan anak sakit dirumah
Pemberian vitamin E yang merupakan upaya pengobatan penyakit tertentu
Pemeriksaan dan pengobatan yang tepat pada ibuhamil yang sakit
Melakukan rujukan bila diperlukan
Penatalaksanan dini terhadap komplikasi dalam kehamilan, misalnya pada ibu hamil dengan anemia bidan dapat memberikan tablet Fe sebagai penatalaksanaan dininya.
Pengobatan pada ibu nifas yang mengalami komplikasi seperti pengobtan ibu nifas yang mengalami infeksi.

F. Upaya Rehabilitatif
Upaya Rehabilitatif adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi/ mencegah kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prevention).
Contoh upaya rehabilitatif dalam kebidanan:
Pemuliahan keadaan pasca sakit pada bayi dan balita
Latihan fisik yang tepat, teratur dan rutin pada remaja pasca sakit sebagai usaha pemeliharaan kesehatan
Istirahat yang cukup dan pengaturan diet yang tepat pada ibu hamil pasca sakit
Mobilisasi dini pada ibu pasca bersalin sebagai pemulihan dengan cara ibu dapat mengubah posisi dan   berjalan-jalan sekurang-kurangnya 6 jam setelah melahirkan
Latihan fisik pada ibu pasca bersalin, seperti melakukan senam nifas atau senam kegel untuk membantu pemulihan alat kandungan ibu setelah melahirkan
Pemenuhan gizi pada ibu nifas
Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan
Pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Leavell dan clark dalam bukunya “Preventive Medicine for the doctor in his community”
Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
a. Masa Sebelum Sakit
1. Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion)
2. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific protection).
b. Pada Masa Sakit
1. Mengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal,serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera. (Early diagnosis and treatment).
2. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit (Disability limitation).
3. Rehabilitasi (Rehabilitation).
a. Masa Sebelum Sakit ( Prepatogenesis)

1) Promosi Kesehatan ( Health Promotion)
Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promotion of health oleh para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia di terjemahkan menjadi peningkatan kesehatan, bukan promosi kesehatan, hal ini dikarenakan makna yang terkangdung dalam istilah promotion of health disini adalah meningkatkan kesehatan seseorang, yaitu melalui asupan gizi seimbang, olahraga teratur, dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat, tidak terserang penyakit.

Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya tengtan promotion of health menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi dan lain-lain, peningkatan kesehatan juga dapat di lakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan (health education)kepada individu dan masyarakat.

Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Menurut Machfoedz Ircham dalam bukunya Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan, usaha untuk memepertinggi nilai kesehatan diantaranya :
a) Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitas
b) Perbaikan Hyegiene dan Sanitasi Lingkungan
c) Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
d) Pendididkan kesehatan pada masyrakat
Peran bidan dalam promosi kesehatan ( health promotion ) :
Memberikan penyuluhan kepada individu dan masyrakat tentang asupan makanan yang bergizi.
Melakukan penyuluhan dan usaha perbaikan sanitasi lingkungan dengan mengikutsertakan tokoh masyrakat dan masyarakat di dalam kegitan tersebut.
Memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pengertian dari pelayanan kesehatan maskimal menurut Supariyasa (2010) adalah pelaksanaanpelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif (pendidikan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobtan), dan rehabilitatif (perawatan) dengan berdasarkan pada UU no. 44 pasal 1 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Memberikan pendidikan kesehatan  kepada individu, keluarga, dan masyarakat.

2) Perlindungan Khusus ( Spesific protection)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, misalnya tentang:
a) Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus
b) Penggunanan kondom untuk mencegah penyakit HIV/AIDS.
c) Perlindungan kecelakaan baik di tempat umum maupun ditempat kerja.
d) Perlindungan terhadap korban penganiyaan, pelecehan seksual dan diskriminasi terhadap hak reproduksi wanita, tindakan kekerasan pada anak dan maupun wanita.
Peran bidan dalam usaha perlindungan khusus ( Spesific Protection) :
Memberikan imunisasi kepada bayi dan balita serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pemberian imunisasi.
Memberikan penyuluhan penggunaan alat kontrasepsi serta kondom untuk perlindungan dari penyakit menular seksual.


b. Masa Saat Sakit ( Patogenesis )
1. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera ( Early diagnosis and prompt treatment)
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
a) Pengobatan yang setepat-tepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna
b) Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular
c) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan oleh suatu penyakit.
Beberapa usaha diantaranya :
a) Case Finding
Yaitu menacari penderita dimasyarakat dengan jalan pemeriksaan, misalnya pemeriksan laboratorium, pemeriksaan pap smear, dan sebagainya serta memberikan pengobatan.
b) Contact tracing
Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular dan penyakit infeksi untuk diawasi bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan, misalnya pada wanita yang menderita penyakit menular seksual seperti gonorhoe, sipilis, hepatitis B, HIV/AIDS dan sebagainya, pasangan diperiksa dan diberi pengobatan agar penyakitnya tersebut dapat sembuh.
c) Pendidikan Kesehatan kepada masyarakat agar dapat mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan.
Masyarakat perlu mengtahui dan menyadari bahaya penyakit kelamin untuk dirinya, keluarga dan keturunannya. Agar mereka menyadari penularan penyakit kelamin tersebut, maka mereka yang telah berbuat segera memeriksakan dirinya untuk segera untuk diobati.
Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tidaknya usaha pengobatan tidak hanya tergantung pada baiknya obat serta keahlian tenaga kesehatan, melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang lamabat akan meneybabkan usaha peneymbuhan lebih sulit bahakan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker yang terlambat (Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan dalam usaha diagnosis dini dan pengobatan segera ( Early Diagnosis and Promotif Treatment) :
Melaksanakan program pemeriksaan gratis di wilayah desa dengan mengikutsertakan tokoh masyrakat dan tenaga kesehatan lainnya.
Memberikan penyuluhan  pentingnya dilakukan diagnosis dini
Melaksanakan program pemeriksaan papsmear, IVA
Memberikan pelatihan pada masyarakat khusunya wanita dalam melakukan pemeriksaan SADARI
Segera melakukan rujukan atau kolaborasi apabila menemui penderita yang mengalami penyakit berbahaya atau komplikasi

2. Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu masalah kesehatan dan penyakit)
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha Early diagnosis And Promotif Treatment yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempuran agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat ( tidak terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
Beberapa usaha diantaranya :
a) Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
b) Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan pemeriksaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya agar penderita dapat sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut.
        Peran bidan dalam usaha disability limitation :
a) Memberikan pengobatan dan perawatan agar penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi.
b) Melakukan pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
c) Melakukan perbaikan fasilitas kesehatan dengan mengikutsertakan masyrakat sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.
3. Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat.
Rehabilitasi ini terdiri atas:
a) Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal - maksimalnya. Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah ini yaitu dengan mempergunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki yang sesungguhnya.
b) Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuikan diri dalan hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali dengna bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali ke dalam masyarakat.

c) Rehabilitasi social vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal - maksimalny sesuai dengan kemampuan dan ketidakmampuannya.
d) Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: penggunaan mata palsu.(Suyati, dkk. 2009).
Peran bidan dalam rehabilitasi (Rehabilitation):
Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.
Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
Memberikan konseling pada penderita kecacatan agar tetap bersemangat dalam memulihkan kesehatan.
Memberikan keyakinan dalam kesembuhan,serta menumbuhkan kepercayaan diri untuk bersosialisasi dengan masyarakat Memberi penyuluhan kepada masyarakat agar dapat menerima pasien sama seperti individu normal lainnya.
Memberikan pendidikan kesehatan agar hal yang lebih buruk tidak terjadi pada kesehatan pasien ( Sindiariyani. 2011)
   
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi Kesehatan (Health Promotion) adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif ( pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan ada tiga yaitu :
  • Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan yaitu pelayanan preventif dan promotif, dan pelayanan kuratif dan rehabilitative.
  • Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni : promosi kesehatan pada aspek promotif dan promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan (primary prevention, secondary prevention, tertiary prevention)
  • Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan yaitu Health promotion, Specific protection, Early diagnosis and treatment Disability limitation, dan Rehabilitation.